Selamat datang di http://andisriyanto.blogspot.com

Cari Blog Ini

Selasa, 08 September 2009

Asal Usul Aljabar

Aljabar telah berkembang sejak zama Mesir kuno lebih dari 3500 tahun yang lalu. Hal tersebut dapat dilihat pada lempengan lontar peninggalan bangsa Rhind. Orang-orang Mesir menulis permasalahan-permasalahan dalam kata-kata, menggunakan kata "heap" untuk mewakili bilangan apa saja yang tidak diketahui.

Sekitar tahun 300 S.M seorang sarjana Yunani kuno Euclid menulis buku yang berjudul "Elements". Dalam buku itu ia mencantumkan beberapa rumus aljabar yang benar untuk semua bilangan yang ia kembangkan dengan mempelajari bentuk-bentuk geometris. Perlu diketahui, orang-orang Yunani kuno menuliskan permasalahan-permasalahan secara lengkap jika mareka tidak dapat memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut dengan menggunakan geometri. Cara ini disebut "aljabar retoris" yang membatasi kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang mendetail.


Pada abad ke-3, Diophantus of Alexandria (250 M) menulis sebuah buku berjudul Aritmetika, dimana ia menggunakan simbol-simbol untuk bilangan-bilangan yang tidak diketahui dan untuk operasi-operasi seperti penambahan dan pengurangan. Sistemnya tidak sepenuhnya dalam bentuk simbol, tetapi berada diantara sistem Euclid dan apa yang digunakan sekarang ini. Hal ini dikenal sebagai "aljabar sinkopasi".


Pada tahun 641 M, bangsa Arab berhasil menguasai Alexandria dan menutup sekolah Yunani kuno terakhir. Namun ide-ide dari bangsa Yunani tetap dipertahankan bahkan dikembangkan, dan kemudian dibawa ke Eropa Barat setelah menduduki Spanyol pada tahun 747 M. 


Bangsa Arab pertama kali mempertemukan ide-ide tersebut ketika mereka bertemu dengan dokter-dokter Yunani yang bekerja di kota-kota Arab. Mereka juga menjadi terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan Hindu di India. Dua orang sarjana yang terkenal adalah Brahmagupta (598 - 660) dan Arya-Bhata (475 - 550). Brahmagupta adalah seorang astronom yang banyak menemukan ciri-ciri untuk luas dan volume benda padat. Sedangkan Arya-Bhata adalah seorang ilmuwan yang menciptakan tabel sinus (rasio-rasio istimewa) dan mengembangkan sebuah bentuk aljabar sinkopasi seperti sistem yang dibuat Diophantus.


Setelah sarjana Arab memahami ide-ide bangsa Yunani dan Hindu, mereka mulai mengembangkan cara-cara mereka sendiri. Sumbangan yang besar untuk aljabar dibuat oleh Muhammad al-Khwarizmi (780 - 850). Sekitar tahun 830 M, ia menulis tiga buku mengenai Matematika. Bukunya yang paling penting berjudul "Hisab al-Jabr wa'l muqabalah" (perhitungan dengan restorasi dan reduksi). "Restorasi" maksudnya menyederhanakan sebuah rumus dengan menggunakan operasi yang sama di kedua sisinya. "Reduksi" berarti mengkombinasikan bagian-bagian yang berbeda dari sebuah rumus untuk kemudian menyederhanakannya. Keduanya merupakan cara-cara yang pokok dalam aljabar sekarang ini. 


Kenyataannya pemikiran-pemikiran al-Khwarizmi telah menjadi hal yang berpengaruh di mana kata "aljabar" atau disebutnya "al-jabr" adalah diambil dari judul bukunya. Dalam bahasa bahasa inggris disebut Algebra.